Home » Artikel »

Yuk, Atasi Anak Susah Makan Sayur dan Buah dengan Cara Ini!

Yuk, Atasi Anak Susah Makan Sayur dan Buah dengan Cara Ini!

Yuk, Atasi Anak Susah Makan Sayur dan Buah dengan Cara Ini!

Artikel


Apakah Si Kecil sering menolak ketika disuguhi sayur dan buah? Tenang, Ayah dan Bunda tidak sendiri. Hal ini umum dihadapi oleh orangtua dari anak yang baru belajar makan. Kuncinya adalah bagaimana agar Si Kecil bisa menikmati sayur dan buah yang sudah disiapkan Ayah dan Bunda. Memperkenalkan sayur dan buah bisa dimulai sedini mungkin. Setelah mendapatkan ASI ekslusif selama enam bulan, Si Kecil perlu diperkenalkan pada makanan pendamping agar kebutuhan nutrisinya dapat dipenuhi dengan baik. Selain pemenuhan nutrisi harian, pemberian MPASI juga ditujukan agar Si Kecil terbiasa dengan tekstur dan rasa beragam jenis makanan termasuk sayur dan buah. Berikut adalah beragam kiat agar Si Kecil menyukai sayur dan buah: 1. Kreatiflah di dapur Bayangkan jika Bunda disuguhi semangkuk sayuran hijau, apakah Bunda tergugah untuk memakannya? Sebaiknya saat menyajikan sayuran atau buah untuk Si Kecil, usahakan untuk membentuknya dalam potongan menarik. Tak ada salahnya juga Bunda memberikan nama baru untuk sayuran dan buah agar Si Kecil tidak keburu defensif saat mendengar kata-kata buah dan sayur. 2. Olah sayur dengan beragam cara Biasanya yang membuat Si Kecil menolak memakan sayur dan buah adalah karena aroma, rasa, serta teksturnya. Entah itu terlalu lunak, terlalu matang, atau terlalu rasa bumbu. Cobalah untuk mengolah sayur dengan cara lain dari biasanya, misalnya dipanggang dengan menggunakan minyak zaitun tanpa bumbu tambahan sama sekali. Anak-anak cenderung menyukai makanan yang renyah dan gurih. 3. Perkenalkan secara bertahap Saat memperkenalkan jenis makanan baru sebaiknya Bunda juga menyertakan makanan yang sudah dikenal Si Kecil. Hindari memberikan sajian yang semuanya terbuat dari jenis makanan baru. 4. Jangan paksa dan akali Si Kecil Saat sesi makan, hindari pemaksaan pada Si Kecil. Alih-alih suka jenis makanan baru, ia justru akan mengalami trauma sehingga menolak untuk makan jenis makanan tersebut untuk seterusnya. Walau mengakali Si Kecil dengan menyelipkan sayuran ke dalam menu makanannya terkadang efektif tetapi hal ini bukanlah metode yang paling bagus, ujar Sophia Komninou, ahli gizi anak di Swansea University. Si Kecil harus tahu bahwa makan tidaklah hanya sekadar mengunyah dan menelan tetapi harus melibatkan indra lainnya serta pemahaman mengenai kebutuhan tubuh akan nutrisi yang terkandung di dalam sayur juga buah. Lagipula, kalau Si Kecil tahu sudah diakali takutnya ia justru akan merasa dibohongi dan tak lagi mau makan. 5. Selalu sedia sayur dan buah di rumah Ketika lapar, Si Kecil akan meraih makanan yang ada di dekatnya. Ini adalah peluang bagus memperkenalkan camilan sehat. Sediakan hanya camilan berupa buah atau sayur untuknya. 6. Jadilah teladan untuk Si Kecil Apabila Ayah dan Bunda memiliki pola makan yang kurang sehat, misalnya tidak mengonsumsi cukup sayuran dan buah, maka Si Kecil akan tumbuh dengan pola makan sama. Ubah pola makan keluarga menjadi lebih baik sebagai langkah awalnya. 7. Pantang menyerah Saat mencoba jenis makanan baru, Si Kecil harus melihat, memegang, dan merasakannya. Menurut Ellyn Satter, penulis Secrets of Feeding a Healthy Family: How to Eat, How to Raise Good Eaters, How to Cook, dibutuhkan percobaan sekitar 15-20 kali sampai akhirnya Si Kecil dapat menerima jenis makanan baru. Semakin sering Si Kecil melihat dan merasakan makanan baru, semakin besar peluang ia menerimanya. Pengenalan beragam jenis makanan termasuk sayuran dan buah kepada Si Kecil sejak dini akan membentuk pola makan sehat untuknya. Ini akan berdampak baik untuk masa depannya kelak.

Comments (1)

Anak kadangkala suka memilih sendiri makanan yang disukai. Walaupun usianya masih dini. Sebaiknya Bunda memperhatikan mengapa si kecil memilih makanan A, bukan B. Padahal, kandungan gizinya lebih baik makanan B.

Misalnya, anak sangat menyukai rasa tertentu seperti rasa gurih. Coba sajikan masakah yang rasanya sama gurihnya, tetapi kandungan gizinya lebih tinggi dan komplet sehingga sekaligus bisa menyehatkan. Bunda memang dituntut kreatif untuk menyajikan bahan makanan untuk si keci.

Comments are closed.

Related Articles