Home » Artikel »

Hati-hati! Ini yang Akan Terjadi Jika Anak Kekurangan Gizi

Hati-hati! Ini yang Akan Terjadi Jika Anak Kekurangan Gizi

Hati-hati! Ini yang Akan Terjadi Jika Anak Kekurangan Gizi

Artikel


Sesuai dengan anjuran WHO, Si Kecil harus diberikan makanan pendamping ASI atau MPASI saat usianya memasuki 6 bulan. Makanan pendamping diberikan sesuai tahapan usia dan kemampuan Si Kecil; mulai dari tekstur cair, halus, hingga padat yang diberikan secara bertahap. Dengan pemberian MPASI bukan lantas ASI tidak lagi diperlukan untuk tumbuh kembang Si Kecil, hanya saja kebutuhan nutrisi Si Kecil tidak sama lagi dengan sebelumnya. ASI tetap dibutuhkan karena mengandung zat-zat yang berperan dalam pembentukan sistem kekebalan tubuh yang tidak terkandung pada jenis makanan lainnya. Pemberian MPASI diperlukan untuk mengembangkan kemampuannya mengunyah, memperkaya indra perasa, serta sebagai jembatan untuk mengenalkan variasi makanan. Nutrisi yang terkandung dalam MPASI melengkapi nutrisi yang diberikan oleh ASI dan masing-masing nutrien memiliki peran penting dalam tubuh. Apa dampak yang akan muncul apabila kebutuhan nutrisi Si Kecil tidak terpenuhi? Ia menjadi rentan terkena penyakit. Efek buruk ini akan terus memengaruhi kehidupan Si Kecil, mulai dari sulit berkonsentrasi, tidak mampu mengikuti pelajaran di sekolah, gangguan intelektual hingga perkembangan sosial terhambat. Bunda dapat mencegah itu semua dengan memberikan MPASI yang tepat. Risiko kekurangan nutrisi Pada satu tahun pertama kehidupannya, Si Kecil mengalami proses tumbuh kembang yang cepat. Ia juga memiliki metabolisme tubuh yang cepat pula. Inilah alasannya ia membutuhkan kecukupan nutrisi. Menurut WHO, 50-70 persen faktor penyebab penyakit diare, campak, malaria, dan infeksi pada saluran pernapasan pada bayi dan balita di dunia diakibatkan oleh kondisi malnutrisi (kurang gizi). Dalam pemberian MPASI, selain memerhatikan frekuensi dan tekstur makanan, kecukupan vitamin serta mineral juga perlu dicermati. Kejadian defisiensi (kekurangan) mineral seperti zat besi, zinc, yodium, dan defisiensi vitamin A pada anak cukup sering ditemukan, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Pada usia 12 bulan pertama, anak membutuhkan zat besi yang cukup. ASI mengandung zat besi, namun zat besi tersebut tidak bisa tersimpan lama dalam tubuh Si Kecil karena langsung digunakan proses metabolisme tubuh. Hal ini berarti ia membutuhkan asupan tambahan yang mengandung cukup zat besi. Defisiensi zat besi dapat mengganggu perkembangan fisik, mental, dan perilaku Si Kecil, serta dapat menyebabkan anemia. Defisiensi vitamin A juga merupakan salah satu kasus kurang gizi anak yang banyak terjadi di Asia Tenggara dan Afrika. Jika tidak ditangani dengan baik, keadaan ini dapat mempermudah terjadinya infeksi seperti diare dan campak, kebutaan, hingga kematian. Risiko masalah kebiasaan makan Telat memperkenalkan MPASI pada Si Kecil dapat membuat ia susah makan ketika usianya bertambah. Misalnya Si Kecil akan cenderung memilih-milih makanan karena tidak terbiasa dengan rasa suatu makanan. Ia juga tidak siap mencoba makanan bertekstur keras. Ini akan menyulitkan Bunda memberikannya makanan pendamping. Hal ini akan berdampak pada keseimbangan gizinya dan memengaruhi proses tumbuh kembangnya. Tugas orangtua adalah menyediakan makanan yang aman dan bernutrisi. Berikan variasi makanan untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Sesuaikan pemberian makanan dengan kemampuannya mencerna dan mengunyah makanan. Memberikan asupan terbaik untuk Si Kecil adalah investasi Bunda untuk masa depannya.

Related Articles